Blog

PENALARAN DEDUKTIF

Selasa, 23 Oktober 2012 - - 0 Comments



        Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk suatu proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

        Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Untuk memperoleh pengetahuan ilmiah dapat digunakan dua jenis penalaran, yaitu Penalaran Deduktif dan Penalaran Induktif.

        Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Contoh penalaran deduktif.
Contoh:
  • Fisika – sirkuit listrik


        Penarikan secara langsung ditarik dari 1 premis. Penarikan secara tidak langsung ditarik dari 2 premis. Premis pertama yang bersifat umum sedangkan premis kedua bersifat khusus. Jenis penalaran deduktif yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu :

1) Silogisme kategorial

2) Silogisme hipotesis

3) Silogisme alternatif

4) Entimen

Penjelasan

1 ) Silogisme Kategorial yaitu Silogisme yang terjadi dari tiga    proposisi.

Premis umum : Premis Mayor (My)

Premis khusus :P remis Minor (Mn)

Premis kesimpulan : premis kesimpulan ( K ), dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh silogisme kategorial :

My : semua mahluk hidup bisa bernafas
Mn : kucing adalah mahluk hidup
K : kucing bisa bernafas


Contoh Menarik Kesimpulan Secara Langsung
  • bisa (dapat) dan bisa (racun ular)

Seorang pasien berkebangsaan Malaysia berjumpa dengan seorang dokter Indonesia. Setelah diperiksa, doktor memberi nasihat, "Ibu perlu menjaga makannya."
Sang pasien bertanya, "Boleh saya makan ayam?". Sang dokter menjawab "Bisa."
Sang pasien bertanya, "Boleh saya makan ikan?". Sang dokter menjawab "Bisa."
Sang pasien bertanya, "Boleh saya makan sayur?". Sang dokter menjawab "Bisa."
Sang pasien merasa marah lalu membentak "Kalau semua bisa (beracun), apa yang saya hendak makan.....?"

  • teh (tumbuhan, jenis minuman) dan teh (basa sunda - kata imbuhan)
  • buntut (ekor) dan buntut (anak kecil yang mengikuti kemanapun seorang dewasa pergi)
  • menjilat (es krim) dan menjilat (ungkapan yang dikenakan pada seseorang yang memuji berlebihan dengan tujuan tertentu)

This entry was posted on 09.17 You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: